PEMBELAJARAN PAUD LEWAT FASILITAS
PEKANBARU – Kepala
Dinas pendidikan (Disdik) Riau, Dwi Agus Sumarno, mengatakan pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) di berikan lewat fasilitas. Artinya, saat guru melakukan pembelajaran
ke anak didiknya dilakukan melalui alat peraga.
Makin
banyak fasilitas yang ada di lembaga PAUD maka makin baik proses pembelajaran.
Jadi, pembelajaran di lembaga PAUD bukan sebatas pemberian materi saja,” ujar
Dwi, dalam acara sosialisasi pembelajaran di lembaga PAUD berbasis melayu
se-Riau, Jumat (23/10) malam, di Hotel Furaya pekanbaru.
Dwi
mencontohkan, ketika guru mengajarkan ilmu agama, seperti mengaji, maka harusnya
dilakukan di mushala PAUD itu sendiri. Begitu juga, bercerita tentang berkebun,
maka lembaga PAUD itu, harusnya memiliki kebun sekolah. Sehingga materi
pembelajaran yang di ajarkan ke anak didiknya, lebih cepat di pahami mereka.
Dengan
kondisi ini, terang Dwi, lembaga PAUD harusnya memiliki standarisasi, dimana
untuk perkotaan luas lahan 2.500 meter persegi, ada permainan luar dan dalam
PAUD dan juga ada kebun.
Selain
itu, lanjut Kadisdik Riau ini, dalam mendidik siswa PAUD hendaknya mengunakan
budaya, norma dan seni yang ada di daerah nya masing-masing, dalam upaya melestarikan
budaya setempat. Karena stiap daerah di Riau ini, memiliki beragam budaya
melayu. Contohnya saja, untuk seni permainan kampong yang sudah di data Disdik
Riau, sudah terhitung ada 400 buah permainan.
“
Jadi, jangan mengadopsi budaya, seni dan bahasa dari tempat lain, saat kita
melakukan pembelajaran kepada anak didik kita. Dan bagi lembaga PAUD yang
mengajarkan bahasa Inggris dan calistung pada siswa nya, maka izin lembaga PAUD
itu kan kita cabut,” tegas Dwi.
Sementara
itu, ketua umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau, H Tenas
Efendy, mengiginkan para tenaga PAUD untuk tidak asal-asalan mengajarkan pantun
kepada anak didiknya.
Sebuah
pantun, sebut Tenas terdapat dua bagian, yakni sampiran dan isi. Untuk
sampiran, harus mencerminkan sesuatu yang bisa dicerna atau merupakan bagian
yang sebenarnya dari yang di masukan ke dalam bait pantun, sementara untuk
bagian isi, itu bisa menyesuaikan dengan sampiran, karenannya jangan asal
asalan membuat sampiran,” ucap Tenas
0 komentar:
Posting Komentar